Hukum Tajwid pada Surat Abasa

Surat Abasa merupakan surah ke 80 dalam Al-Quran yang terdiri dari 42 ayat. Di dalam surah ini, Allah SWT menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim AS dan salah satu kawan kerjanya. Surat Abasa juga menggambarkan bagaimana seorang manusia harus merenung dan menilai sesuatu dengan benar. Oleh karena itu, memahami hukum tajwid pada surat Abasa adalah sesuatu yang penting dan harus dilakukan oleh setiap muslim.

Hukum tajwid adalah ilmu yang membahas tentang penulisan huruf, kata, dan ayat dalam Al-Quran. Hukum tajwid adalah cara untuk membaca Al-Quran secara benar dan tepat. Oleh karena itu, untuk memahami hukum tajwid pada surat Abasa, kita harus mempelajari beberapa aturan tajwid yang berlaku dalam surah ini. Berikut adalah beberapa aturan tajwid pada surat Abasa:

1. Ikhfashul Harof

Ikhfashul Harof adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang halus. Ini berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan lembut dan tidak terlalu keras. Ini juga berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan tegas dan jelas. Misalnya, dalam ayat ke-2 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: لِلْفَجَّارِ لَيْسَ لَهُمْ أَوْلِيَاءُ. Dalam ayat ini, semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang halus.

2. Idgham Bighunnah

Idgham Bighunnah adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang sama. Ini berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan sama dan tidak ada variasi suara. Misalnya, dalam ayat ke-3 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: فَأَسْـَٔلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ. Dalam ayat ini, semua huruf harus dibaca dengan sama dan tidak ada variasi suara.

3. Iqlab

Iqlab adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang kuat. Ini berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan kuat dan tegas. Misalnya, dalam ayat ke-4 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: وَمَا يَذْكُرُونَ إِلاَّ أَن يَشَاءَ اللّهُ. Dalam ayat ini, semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang kuat.

4. Istifham

Istifham adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang tinggi. Ini berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan suara yang tinggi dan jelas. Misalnya, dalam ayat ke-5 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ. Dalam ayat ini, semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang tinggi.

5. Ikhfashul Maf’ul

Ikhfashul Maf’ul adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua kata kerja harus dibaca dengan siang dan suara yang halus. Ini berarti bahwa semua kata kerja harus dibaca dengan lembut dan tidak terlalu keras. Misalnya, dalam ayat ke-6 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ. Dalam ayat ini, semua kata kerja harus dibaca dengan siang dan suara yang halus.

6. Izharul Hukm

Izharul Hukm adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua kata hukum harus dibaca dengan siang dan suara yang keras. Ini berarti bahwa semua kata hukum harus dibaca dengan tegas dan jelas. Misalnya, dalam ayat ke-7 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: وَمَا كَانَ لِلْفَجَّارِ مِنْ أَنْفُسِهِمْ مِنْ أَوْلِيَاء إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْوَلِيُّ الْقَمِيصِ. Dalam ayat ini, semua kata hukum harus dibaca dengan siang dan suara yang keras.

7. Ith-harul Huruf

Ith-harul Huruf adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang jelas. Ini berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan jelas sehingga pembaca dapat dengan jelas membedakan antara huruf satu dengan yang lain. Misalnya, dalam ayat ke-8 surat Abasa, Allah SWT menyebutkan: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ. Dalam ayat ini, semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara yang jelas.

8. Ikhfashul Huruf

Ikhfashul Huruf adalah aturan tajwid yang berarti bahwa semua huruf harus dibaca dengan siang dan suara y